Istilah Gurita Cikeas dulu sempat digunakan untuk menghebohkan pemberitaan nasional. Nah bagaimana ceritanya kalau gurita itu ternyata bukan di Cikeas melainkan di desa?
Sama dengan cumi, gurita atau Octopus merupakan anggota kelas Cephalopoda. Perbedaannya terlihat dari bentuk fisiknya. Gurita berbentuk bulat pendek dan melebar sedangkan cumi berbentuk memanjang.
Baik gurita ataupun cumi keduanya sama-sama memiliki delapan tangan yang memudahkannya untuk bergerak di lautan. Di area pesisir Pantai Serang Blitar, gurita menjadi santapan masyarakat Desa Serang. Nelayan yang hidup di pesisir Pantai Serang Blitar menjadikan gurita sebagai salah satu mata pencarian.
Mas Yono panggilan akrabnya. Ia adalah salah satu nelayan di kawasan Pantai Serang Blitar yang sudah hampir 10 tahun mencari gurita untuk dijual kepada warga sekitar. Untuk mendapatkan gurita, Mas Yono berangkat sekitar pukul 5 pagi dan kembali sekitar pukul 8 pagi. Rata-rata pencarian gurita berlangsung selama 3 jam dengan menggunakan perahu dayung. Jika beruntung Mas Yono akan membawa pulang 3-5 kg gurita.
Mas Yono menjual gurita antara Rp25.000-Rp35.000 per kilogram. Harga ini tergantung dari besar kecinya hasil tangkapan.
Cara membersihkan gurita sedikit rumit daripada cumi. Gurita dibersihkan di bagian kepalanya, sementara cumi di bagian badannya. Tinta pada gurita pun terlihat besar dan tersembunyi, ketimbang tinta pada cumi. Gurita sangat nikmat jika disajikan dengan cara dipanggang dengan bumbu bawang merah dan bawang putih serta cabai yang telah dihaluskan dan diberi garam. Selain itu, gurita pun bisa dinikmati dengan diolah dengan bumbu tumis.
Bagi penikmat kuah hitam biarkan tinta pada gurita tetap melekat supaya rasanya menjadi lebih nikmat.
Posting Komentar untuk "Gurita Tetangga Desa"